BOGOR, KOMPAS.com - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan meresmikan persiapan pengembangan pusat keanekaragaman hayati terbesar di Asia di Pongkor, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (27/12). Kawasan yang disiapkan menjadi kawasan tujuan wisata konservasi tersebut masuk ke dalam Taman Nasional Gunung Halimun Salak M enhut menandatangani batu prasasti peresmian lalu melepaskan Elang Jawa (Spizaetus Bartelsi), hewan endemik Pulau Jawa yang kian langka, di kebun persemaian bibit yang berlokasi di dalam konsesi tambang emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Menhut didampingi Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Darori, Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Iman Santoso, dan Direktur Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial Harry Santoso, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Tachrir Fathoni, dan Direktur Utama Antam Alwin Syah Loebis. Gunung Halimun Salak menjadi pilihan karena memiliki potensi keanekaragaman hayati tertinggi dibandingkan 51 taman nasional se-Indonesia. Kementerian Kehutanan menilai, Gunung Halimun Salak, yang sebagian wilayahnya telah gundul akibat perambahan, mewakili ekosistem tropis pegunungan terluas di Pulau Jawa. Untuk tahap awal, Antam bersama Asosiasi Pariwisata Alam Indonesia (APAI) membangun kompleks Pusat Penelitian dan Pendidikan Pohon dan Tanaman Asli (P4TA) di areal seluas 5.000 meter persegi, kebun pembibitan seluas 5 hektar, dan kebun tanaman penelitian seluas 50 hektar. Program konservasi ini juga menargetkan rehabilitasi hutan dan lahan terdegradasi seluas 1.000 hektar per tahun. It's really a good idea to probe a little deeper into the subject of mobil keluarga ideal terbaik indonesia. What you learn may give you the confidence you need to venture into new areas.
Zulkifli menegaskan, pembangunan pusat konservasi keanekaragaman hayati berorientasi jangka panjang. Oleh karena itu, dia mengharapkan dukungan semua pihak agar kawasan tersebut bisa menjadi surga penelitian baru bagi peneliti dalam dan luar negeri Kawasan ini akan menjadi pusat keanekaragaman hayati yang termegah dan terbesar di Asia. Keberadaannya akan semakin bagus kalau program ini bisa sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar, ujar Menhut. Menhut juga memuji kehadiran Rektor Universitas Indonesia Gumilar R Soemantri dalam kesempatan itu bersama pejabat Universitas Gajah Mada dan Institut Pertanian Bogor. Menurutnya, Gumilar menunjukkan respons yang luar biasa dalam mendukung pembangunan pusat konservasi keanekaragaman hayati yang juga disiapkan menjadi tempat penelitian mahasiswa. Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Darori menambahkan, pihaknya saat ini mengedepankan pemanfaatan fungsi ekonomi hutan dari konservasi. Cara ini diharapkan bisa meringankan beban ekonomi kawasan hutan karena masyarakat bisa mendapatkan manfaat kesejahteraan dengan ekowisata atau komoditas lain seperti rotan, air, dan tanaman obat-obatan dari hutan. Menurut Ketua APAI David Makes, pembangunan pusat keanekaragaman hayati diharapkan dapat menjadikan TN Gunung Halimun Salak sebagai pusat penelitian dan pendidikan konservasi tanaman asli, pengembangan ekowisata, pendidikan lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat lokal. "APAI akan menata ulang pembagian kawasan tersebut. Ini proses jangka panjang. Kawasan yang sudah baik, tentu tidak akan diubah lagi malah kami akan meningkatkannya menjadi lebih baik, ujar David.
Zulkifli menegaskan, pembangunan pusat konservasi keanekaragaman hayati berorientasi jangka panjang. Oleh karena itu, dia mengharapkan dukungan semua pihak agar kawasan tersebut bisa menjadi surga penelitian baru bagi peneliti dalam dan luar negeri Kawasan ini akan menjadi pusat keanekaragaman hayati yang termegah dan terbesar di Asia. Keberadaannya akan semakin bagus kalau program ini bisa sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar, ujar Menhut. Menhut juga memuji kehadiran Rektor Universitas Indonesia Gumilar R Soemantri dalam kesempatan itu bersama pejabat Universitas Gajah Mada dan Institut Pertanian Bogor. Menurutnya, Gumilar menunjukkan respons yang luar biasa dalam mendukung pembangunan pusat konservasi keanekaragaman hayati yang juga disiapkan menjadi tempat penelitian mahasiswa. Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Darori menambahkan, pihaknya saat ini mengedepankan pemanfaatan fungsi ekonomi hutan dari konservasi. Cara ini diharapkan bisa meringankan beban ekonomi kawasan hutan karena masyarakat bisa mendapatkan manfaat kesejahteraan dengan ekowisata atau komoditas lain seperti rotan, air, dan tanaman obat-obatan dari hutan. Menurut Ketua APAI David Makes, pembangunan pusat keanekaragaman hayati diharapkan dapat menjadikan TN Gunung Halimun Salak sebagai pusat penelitian dan pendidikan konservasi tanaman asli, pengembangan ekowisata, pendidikan lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat lokal. "APAI akan menata ulang pembagian kawasan tersebut. Ini proses jangka panjang. Kawasan yang sudah baik, tentu tidak akan diubah lagi malah kami akan meningkatkannya menjadi lebih baik, ujar David.
No comments:
Post a Comment