JAKARTA, KOMPAS.com "Mahkamah Konstitusi (MK) belum memproses pengajuan pengunduran diri hakim konstitusi Arsyad Sanusi dari jabatannya. Ketua MK Mahfud MD menyampaikan, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan Majelis Kehormatan Hakim (MKH) terhadap Arsyad sebelum memproses pengunduran diri Arsyad. MKH akan memeriksa Arsyad atas dugaan pelanggaran kode etik karena keluarganya diduga terlibat suap yang dilakukan oleh mantan calon bupati Bengkulu Selatan, Dirwan Mahmud."Kami belum proses, tunggu MKH. Suratnya belum saya bawa ke RPH (rapat pemusyawaratan hakim) karena tidak ada tindak pidana," kata Mahfud di gedung MK, Jakarta, Senin (3/1/2011). You can see that there's practical value in learning more about mobil keluarga ideal terbaik indonesia. Can you think of ways to apply what's been covered so far?
Secara pribadi Mahfud menilai, keputusan Arsyad untuk mengundurkan diri dari MK terkesan emosional. Hal tersebut juga menjadi pertimbangan Mahfud untuk tidak terburu-buru memproses pengunduran diri Arsyad. "Kami cooling down dulu. Orang itu sedang emosi. Suratnya masih di meja saya, belum ditindaklanjuti," katanya. Sebelumnya, Arsyad mengajukan pengunduran diri dengan alasan ingin pensiunnya dipercepat. Nama Arsyad mencuat di media lantaran putrinya, Neshyawaty Arsyad, diduga menerima suap dari Dirwan Mahmud sebesar Rp 20 juta atas permintaan adik ipar Arsyad, Zaimar. Berdasarkan hasil investigasi Tim Investigasi Internal MK yang dipimpin Refly Harun, Neshya juga diduga mempertemukan Dirwan dengan mantan panitera pengganti MK, Makhfud. Kepada tim investigasi, Dirwan mengaku memberikan uang Rp 35 juta kepada Makhfud yang kemudian dibenarkan oleh Makhfud. Sementara itu, Arsyad yang juga ditemui di gedung MK menyatakan siap jika diperiksa MKH. Dia akan menyampaikan apa adanya tentang keterlibatan putrinya dan adik iparnya itu. Arsyad juga mengaku siap diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jika memang dipanggil."Yang penting, luruskanfakta kebenaran sehingga kehormatan dan harga diri saya terasa diinjak-injak betul," katanya.
Secara pribadi Mahfud menilai, keputusan Arsyad untuk mengundurkan diri dari MK terkesan emosional. Hal tersebut juga menjadi pertimbangan Mahfud untuk tidak terburu-buru memproses pengunduran diri Arsyad. "Kami cooling down dulu. Orang itu sedang emosi. Suratnya masih di meja saya, belum ditindaklanjuti," katanya. Sebelumnya, Arsyad mengajukan pengunduran diri dengan alasan ingin pensiunnya dipercepat. Nama Arsyad mencuat di media lantaran putrinya, Neshyawaty Arsyad, diduga menerima suap dari Dirwan Mahmud sebesar Rp 20 juta atas permintaan adik ipar Arsyad, Zaimar. Berdasarkan hasil investigasi Tim Investigasi Internal MK yang dipimpin Refly Harun, Neshya juga diduga mempertemukan Dirwan dengan mantan panitera pengganti MK, Makhfud. Kepada tim investigasi, Dirwan mengaku memberikan uang Rp 35 juta kepada Makhfud yang kemudian dibenarkan oleh Makhfud. Sementara itu, Arsyad yang juga ditemui di gedung MK menyatakan siap jika diperiksa MKH. Dia akan menyampaikan apa adanya tentang keterlibatan putrinya dan adik iparnya itu. Arsyad juga mengaku siap diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jika memang dipanggil."Yang penting, luruskanfakta kebenaran sehingga kehormatan dan harga diri saya terasa diinjak-injak betul," katanya.
No comments:
Post a Comment