JAKARTA, KOMPAS.com " Terkait dengan insiden penganiayaan terhadap tiga anggota jemaah Ahmadiyah di Cikeusik, pandeglang, Banten, dan perusakan gereja di Temanggung, Jawa Tengah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono geram dan marah. Hal itu dikatakan oleh Staf Khusus Presiden Bidang Publikasi Brigjen TNI Ahmad Yani Basuki. Presiden juga meminta kedua insiden itu diusut tuntas. Menanggapi hal itu, sosiolog Universitas Indonesia, Tamrin Amal Tomagola, mengatakan bahwa Presiden seharusnya malu, bukan marah. "Presiden lebih pantas malu daripada marah," katanya di Jakarta, Sabtu (12/2/2011). See how much you can learn about mobil keluarga ideal terbaik indonesia when you take a little time to read a well-researched article? Don't miss out on the rest of this great information.
Tamrin mengatakan, terkait dengan sikap marah Presiden, hal ini lebih disebabkan karena dia merasa dipermalukan. Pemerintahan Yudhoyono dinilai gagal mencegah kedua insiden tersebut. "Presiden malu dengan dirinya sendiri, bangsa dan negara, serta dunia internasional. Kok bisa terjadi eksekusi kepada kaum minoritas di negaranya," tutur Tamrin. Sementara itu Ahmad Yani Basuki mengatakan, tak adil jika Presiden harus bertanggung jawab atas semua kejadian di Indonesia. Terkait dengan insiden di Cikeusik, kata Yani, pemerintah daerah, kepolisian, dan tokoh masyarakat juga memiliki porsi tanggung jawab. Yani mengatakan, Presiden telah menginstruksikan pengusutan tuntas atas insiden itu. Ketika menghadiri Peringatan Hari Pers Nasional 2011 di Kupang, Rabu (9/2/2011), Presiden menegaskan, jika ada kelompok masyarakat atau organisasi masyarakat resmi yang berulang kali melakukan dan bahkan menganjurkan tindakan kekerasan, aparat keamanan harus membubarkan organisasi tersebut sesuai dengan aturan hukum dan etika demokrasi. "Jika ada kelompok dan organisasi resmi yang selama ini terus melakukan aksi kekerasan, para penegak hukum perlu mencari jalan yang sah dan legal, bila perlu untuk pembubaran," katanya.
Tamrin mengatakan, terkait dengan sikap marah Presiden, hal ini lebih disebabkan karena dia merasa dipermalukan. Pemerintahan Yudhoyono dinilai gagal mencegah kedua insiden tersebut. "Presiden malu dengan dirinya sendiri, bangsa dan negara, serta dunia internasional. Kok bisa terjadi eksekusi kepada kaum minoritas di negaranya," tutur Tamrin. Sementara itu Ahmad Yani Basuki mengatakan, tak adil jika Presiden harus bertanggung jawab atas semua kejadian di Indonesia. Terkait dengan insiden di Cikeusik, kata Yani, pemerintah daerah, kepolisian, dan tokoh masyarakat juga memiliki porsi tanggung jawab. Yani mengatakan, Presiden telah menginstruksikan pengusutan tuntas atas insiden itu. Ketika menghadiri Peringatan Hari Pers Nasional 2011 di Kupang, Rabu (9/2/2011), Presiden menegaskan, jika ada kelompok masyarakat atau organisasi masyarakat resmi yang berulang kali melakukan dan bahkan menganjurkan tindakan kekerasan, aparat keamanan harus membubarkan organisasi tersebut sesuai dengan aturan hukum dan etika demokrasi. "Jika ada kelompok dan organisasi resmi yang selama ini terus melakukan aksi kekerasan, para penegak hukum perlu mencari jalan yang sah dan legal, bila perlu untuk pembubaran," katanya.
No comments:
Post a Comment