JAKARTA, KOMPAS.com " Wacana pembubaran Komisi Pemberantasan Korupsi yang dilontarkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie dinilai merupakan hasil dari sebuah grand design atau direncanakan sebelumnya. Pembubaran Komisi Pemberantasan Korupsi adalah cara yang paling aman bagi para koruptor untuk menghindar dari jeratan hukum. Istilahnya, test the water. Kalau tidak ada reaksi menentang, akan diteruskan wacana pembubaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu, kata Sys NS, salah satu pendiri Partai Demokrat, dalam dialog Suburnya Tradisi Korupsi dan Melenyapnya Rasa Malu: Dalam Kacamata Pendiri Partai Demokrat dan Pendukung SBY, Minggu (31/7/2011) di Jakarta. Apakah semuanya masuk akal sejauh ini? Jika tidak, aku yakin bahwa hanya dengan membaca sedikit lebih, semua fakta akan jatuh ke tempatnya.
Hal senada dikatakan inisiator Partai Demokrat lainnya, Baharuddin Tonti. Menurut Baharuddin, tidak mungkin seorang Ketua DPR yang juga pengurus Partai Demokrat itu berbicara tanpa diketahui oleh atasannya di partai. Saya tidak yakin Marzuki bicara tanpa sepengetahuan ketua, katanya. Tonti juga menyatakan, wacana pembubaran KPK sebenarnya bukan ide baru. Namun, kali ini kembali muncul dari petinggi Partai Demokrat yang telah kehilangan keteladanan. Tak ada keteladanan rasa malu, semua dilakukan terang-terangan. Ada krisis kepemimpinan, ujarnya. Sys menambahkan, dekadensi moral sudah semakin luar biasa saat ini, membuat korupsi tidak lagi menjadi perbuatan yang dianggap memalukan. Terlebih lagi, tidak ada..........(selengkapnya baca Harian Kompas, Senin 1 Agustus 2011, halaman depan)
Hal senada dikatakan inisiator Partai Demokrat lainnya, Baharuddin Tonti. Menurut Baharuddin, tidak mungkin seorang Ketua DPR yang juga pengurus Partai Demokrat itu berbicara tanpa diketahui oleh atasannya di partai. Saya tidak yakin Marzuki bicara tanpa sepengetahuan ketua, katanya. Tonti juga menyatakan, wacana pembubaran KPK sebenarnya bukan ide baru. Namun, kali ini kembali muncul dari petinggi Partai Demokrat yang telah kehilangan keteladanan. Tak ada keteladanan rasa malu, semua dilakukan terang-terangan. Ada krisis kepemimpinan, ujarnya. Sys menambahkan, dekadensi moral sudah semakin luar biasa saat ini, membuat korupsi tidak lagi menjadi perbuatan yang dianggap memalukan. Terlebih lagi, tidak ada..........(selengkapnya baca Harian Kompas, Senin 1 Agustus 2011, halaman depan)