Saturday, July 2, 2011

Pejabat Publik pada Sakit

Jadi apa yang
benar-benar semua tentang? Laporan berikut termasuk beberapa informasi menarik tentang
- info bisa anda gunakan, bukan hanya barang lama yang mereka gunakan untuk memberitahu Anda.
JAKARTA, KOMPAS.com - Budayawan Sujiwo Tejo sepakat, elit atau pejabat publik berperan besar dalam pergerakan bangsa menuju kegagalan. Menurutnya, semua pihak memang memiliki kontribusi pada kondisi bangsa yang makin memprihatinkan.

"Yang sakit di negara ini adalah kepalanya, state-nya, society-nya sendiri enggak," katanya dalam diskusi mingguan Polemik bertajuk 'Indonesiaku Sayang sedang Meriang' di Warung Daun Cikini, Sabtu (2/7/2011).

Informasi tentang
disajikan di sini akan melakukan salah satu dari dua hal: baik itu akan memperkuat apa yang anda ketahui tentang
atau akan mengajari Anda sesuatu yang baru. Keduanya hasil yang baik.

Sujiwo mengatakan negara makin sakit karena elit atau pejabat publik tak pernah lagi membantu masyarakat untuk menbicarakan tujuan bersama dalam membangun negara. Tak pernah lagi ada sesi-sesi bersama untuk membicarakan arah tujuan pembangunan bangsa. Semua berbicara soal kepentingannya masing-masing, terutama kepentingan politik.

Di tempat yang sama, sebelumnya, psikolog politik dari Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, mengatakan, Indonesia meluncur ke arah negara gagal karena disebabkan oleh hilangnya akal sehat dari para pejabat publiknya. Pejabat publik sulit membuat kebijakan yang rasional dan berpihak kepada masyarakat.

"Mulai di DPR, departemen, selalu ada pertanyaan kenapa sulit kembali membuat kebijakan rasional? Kalau dikatakan saya dianggap terlalu lugu, kita kaji saja secara ilmiah, akademik, keluarkan kebijakan yang paling oke untuk masyarakat. Lalu katanya kalau politik lain lagi jalannya bung.... Sekarang kita pikirkan rasional atau yang untuk memenuhi kepentingan politik?" ungkapnya.

Hamdi mengatakan, kepentingan politik kini memang merajalela dan produk-produknya yang tidak rasional memacetkan semua sistem yang berlangsung di dalam negara."Kalau kebijakan publik sudah digoreng sana sini sehingga makin tak rasionali, ini masih republik atau bukan? Atau ini sudah dibajak oleh elit-elit politik? Harusnya kebijakan itu kan mendahulukan kepentingan publik," tandasnya.

Nah, itu tidak sulit sama sekali, bukan? Dan kau telah menerima banyak pengetahuan, hanya dari mengambil beberapa waktu untuk penelitian kata seorang pakar di
.

No comments:

Post a Comment