Thursday, July 14, 2011

Agus Sudibyo: Media Harus Konsistem

Artikel berikut berisi informasi terkait yang mungkin menyebabkan Anda untuk mempertimbangkan kembali apa yang Anda pikir Anda mengerti. Yang paling penting adalah untuk belajar dengan pikiran terbuka dan bersedia untuk merevisi pemahaman Anda jika perlu.
JAKARTA, KOMPAS.com " AnggotaDewan Pers, Agus Sudibyo, mengingatkan agar media konsisten mengawal kasus-kasus besar, terutama kasus korupsi seperti kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games 2011 yang menjerat mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin.

"Media saat ini harus menghindari antiklimaks untuk kasus Nazaruddin.Di awal pemberitaannya menjadi hangat, tetapi lama-kelamaan hilang. Janganseperti yang terjadi pada kasus Century, dulunya dikawal, tetapimungkin karena media bosan dengan tidak adanya perubahan dalampenyelesaian kasus itu, kemudian beritanya mulai meredup," ujar Agusdalam diskusi "Demokrat Pecah, Pers Disalahkan" di Gedung DPR, Kamis(14/7/2011).

Saat ini, kata Agus, media seharusnya mulai membuat terobosan barudalam pemberitaan, bukan sekadar membuat berita dengan mengandalkanpernyataan narasumber semata. Kasus-kasus seperti Nazaruddin seharusnyadilakukan secara investigatif.

Apakah semuanya masuk akal sejauh ini? Jika tidak, aku yakin bahwa hanya dengan membaca sedikit lebih, semua fakta akan jatuh ke tempatnya.

"Kalau saya lihat, yang perlu dievaluasi dari media adalah kenapa masihberkutat dengan jurnalisme statement. Padahal, kasus ini sudah bergulir,sudah ada informasi asimetris dari Nazaruddin dan pendapatorang-orang yang disebutnya. Maka, dalam konteks itu, pers seharusnyamelakukan investigasi, tidak bertumpu pada jurnalisme statement. Fungsimedia bukan sekadar menyampaikan, tetapi juga sampai level ungkapkankebenaran dari suatu kasus, tahap demi tahap," ujarnya.

Untuk menghindari pemberitaan yang sepihak terkait pesan-pesanBlackberry Messenger (BBM) Nazaruddin mengenai sejumlah petinggi Partai Demokrat, menurut Agus, media harus mencari konfirmasi lebih mendalam tentang yangdisampaikan anggota Komisi VII DPR itu.

"Kami (media) harus menguji juga apakah benar yang disampaikan Nazaruddin dengan bertanya kepada pengacaranya. Jika memang tidak mendapatkan informasidari pengacara dan orang yang disebut Nazaruddin, bisa juga melakukan kebenaran prosedural, yaitu dengan menyampaikan kepada publikbahwa mediasudah melakukan konfirmasi tetapi tidak mendapat keterangan. Jadi beginilahisi pesan dari Nazaruddin," jelasnya.

Nama Nazaruddin mulai menghiasi media massa sejakbergulir kasus dugaan suap yang melibatkan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam bersama stafNazaruddin, Mindo Rosalina Manulang, serta pengusaha PT Duta Graha Indah El Idris. Nazaruddindisebut-sebut sebagai salah satu otak dalam kasus tersebut.

Itulah terbaru dari pihak berwenang
. Setelah Anda terbiasa dengan ide-ide ini, Anda akan siap untuk pindah ke tingkat berikutnya.

No comments:

Post a Comment