BATAM, KOMPAS.com - Sebanyak tiga dari tujuh jenazah tenaga kerja Indonesia ilegalkorban kapal karam telah dikebumikan di salah satu pekuburuan umum di Kota Tinggi , Negeri Johor, Malaysia, Kamis (9/6).Sehari sebelumnya, dua jenasah telah diterbangkan ke Indonesia. Sementaradua jenasah lagi masih di Malaysia dan belum teridentifikasi. Ketujuh jenazah itu adalah tenaga kerja Indonesia(TKI) ilegal yang tewastenggelam saat kapal yang mereka tumpangi karam di perairan Malaysia dalam perjalanan dari Tanjung Pengelih di Malaysia menuju Batam, ProvinsiKepulauan Riau, Rabu (1/6). Mayat mereka ditemukan sejak Jumat (3/6) sampai dengan Minggu (5/6). Dihubungi di Johor Bahru, Malaysia, Pejabat Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Djudjur Hutagalung,menyatakan, upacara penguburan ketiga jenasahdilakukan bersama-sama,Kamis kemarin sekitar pukul 13.00 waktu setempat. Ketiga jenasah tersebut meliputi Nurdayat (24),Akhyar (23), dan Jumangin (40). Nurdayat dan Jumangin berasal dari Kabupaten Trenggalek , Jawa Timur. Adapun Akhyar berasal dari Lombok, ProvinsiNusa Tenggara Barat. Menurut Djudjur, h adir dalam upacara penguburan tersebut perwakilan keluarga Jumangin. Sementara dua pihak keluarga lainnya tidak hadir, tetapi disebutkantelah memberikan izin. Sehari sebelumnya, dua jenasah lainnyaatas nama Ahmad Syaifudin (25) dan Sibyan bin Isman (38) telah diterbangkan dari Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur menuju Semarang, Jawa Tengah.Mereka selanjutnya dibawa ke kampung halamannya di Kabupaten Kendal untuk dikebumikan. Jika Anda menemukan diri Anda bingung dengan apa yang Anda sudah membaca hingga saat ini, jangan putus asa. Semuanya harus jelas pada saat Anda selesai.
Sementara itu, dua jenazah lagi masih belum teridentifikasi. Saat ini, jenasah disimpandi Hospital Kota Tinggi. "Beberapa hari yang lalu, kami sudah mengirimkan data-data jenazah seperti foto wajah dan gigi ke Jakarta.Selanjutnya dari data-data itu, pemerintah akanmelakukan penelusuran," kata Djudjur. Peristiwa tenggelamnya kapal cepat pengangkut 24 TKI ilegal pada Rabu (1/6) , menurut Sugihadi (28), TKI asal Jawa Tengah yang selamat,berawal dari rencana mereka pulang kampung lewat jalur tikus melalui Batam. Memanfaatkan jasa agen, rombongan diberangkatkan menggunakan kapal cepat berukuran 2 meter x 9 meterdari Tanjung Pengelih, Rabu (1/6), sekitar pukul 04.00 waktu setempat. Di tengah perjalanan, sekitar setengah jam setelah keberangkatan, kapal berbahan fiber yang ditumpangi diterjang gelombang tinggi yang disebabkan kapal kargo yang sedang melintas. Akibatnya, kapal cepat itu karam. Para TKI ilegal terombang-ambing selama sekitar enam jam di lautan sampai MT Hua Tuo yang secara kebetulan melintas dekat lokasi melihat dan memberikan pertolongan. Sebanyak 17 korban selamat. Sementara tujuh orang lainnya hilangdan beberapa hari kemudian ditemukan sudah tak bernyawa. Merekasemua adalah pria berumur 25 tahun sampai dengan 45 tahun. Asalnya antara lain dari Lombok, Jawa, dan Sumatera.
Sementara itu, dua jenazah lagi masih belum teridentifikasi. Saat ini, jenasah disimpandi Hospital Kota Tinggi. "Beberapa hari yang lalu, kami sudah mengirimkan data-data jenazah seperti foto wajah dan gigi ke Jakarta.Selanjutnya dari data-data itu, pemerintah akanmelakukan penelusuran," kata Djudjur. Peristiwa tenggelamnya kapal cepat pengangkut 24 TKI ilegal pada Rabu (1/6) , menurut Sugihadi (28), TKI asal Jawa Tengah yang selamat,berawal dari rencana mereka pulang kampung lewat jalur tikus melalui Batam. Memanfaatkan jasa agen, rombongan diberangkatkan menggunakan kapal cepat berukuran 2 meter x 9 meterdari Tanjung Pengelih, Rabu (1/6), sekitar pukul 04.00 waktu setempat. Di tengah perjalanan, sekitar setengah jam setelah keberangkatan, kapal berbahan fiber yang ditumpangi diterjang gelombang tinggi yang disebabkan kapal kargo yang sedang melintas. Akibatnya, kapal cepat itu karam. Para TKI ilegal terombang-ambing selama sekitar enam jam di lautan sampai MT Hua Tuo yang secara kebetulan melintas dekat lokasi melihat dan memberikan pertolongan. Sebanyak 17 korban selamat. Sementara tujuh orang lainnya hilangdan beberapa hari kemudian ditemukan sudah tak bernyawa. Merekasemua adalah pria berumur 25 tahun sampai dengan 45 tahun. Asalnya antara lain dari Lombok, Jawa, dan Sumatera.
No comments:
Post a Comment